Introduction

Thursday, March 10, 2022

Sembari

 

Kata “sembari” tampaknya tidak sering digunakan orang. Mungkin orang lebih akrab dengan “sambil”, “selagi” atau “seraya”. Saya pun sebenarnya hampir-hampir melupakannya. Padahal masih ada lagi satu kata yang kurang lebih senapas dengan empat kata yang saya sebutkan sebelumnya, yaitu “senyampang”.

Kisah “sembari” ini berawal dari seorang sejawat, seorang pakar Bahasa Indonesia. Ia memperkenalkan sahabat barunya yang bernama Sembari. Menurut  sejawat saya ini,  Sembari menjadi begitu dekat dengannya semenjak masa pandemi ini karena banyak pekerjaan yang semula dilakukan di berbagai tempat, kini menjadi di satu tempat saja, yaitu di rumah. Maka muncullah sang Sembari. “Sembari” senantiasa menemani di sela-sela kegiatan profesionalnya. “Mengikuti rapat sembari menyiapkan makan siang”, “Mendengarkan diskusi sembari menerima pesanan kopi” dan banyak lagi yang menggambarkan sejawat saya melakukan suatu pekerjaan dan disela dengan pekerjaan lainnya.

Semenjak sejawat saya memperkenalkan sahabat barunya “Sembari” itu, saya menjadi rajin berselancar mencari keberadaan sembari dalam ragam tulisan yang mungkin saja tersebar di dunia maya. Rupanya tidak banyak, kecuali dalam beberapa karya sastra atau digunakan dalam ragam percakapan. 

 

Entah mengapa saya merasa sembari memiliki makna kedalaman yang sedikit berbeda dari kelompok segatra dengannya. Bayangkan saja,  “sembari” digunakan dalam karya sastra yang indah tetapi juga dalam ragam percakapan. Tampaknya "sembari" menyiratkan “emosi”, keadaan batin atau sikap sang pencerita terhadap pokok permasalahan atau obyeknya yang menggambarkan keharusan untuk melakukan beberapa pekerjaan dalam waktu yang bersamaan. 

 

Di masa serba cepat seperti ini, mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu secara bersamaan memang tidak bisa dihindari. Anda tak mungkin fokus hanya pada satu hal karena “satu hal” tersebut sesungguh juga “dikerubuti” oleh hal lain yang mendukung keberhasilan fokus pekerjaan Anda. Oleh karena itu "sambil", seraya", "selagi", "senyampang" atau "sembari"  akan kerap kali muncul.


Setelah lelah berselancar, akhirnya saya temukan juga si Sembari di sebuah berita online dengan tajuk “Anehnya, Sembari Invasi, Putin Klaim Juga Kirim 10.500 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Warga Ukraina!” https://video.tribunnews.com/view/338465/sembari-invasi-rusia-kirim-10500-ton-bantuan-logistik-ke-ukraina-ini-penjelasan-kepala-pertahanan
 

Rupanya Vladímir Vladímirovich Pútin, Presiden Rusia, yang sekarang menjadi sangat terkenal itu pun mengklaim “sembari” invasi, Ia mengirim bantuan kemanusiaan untuk warga sipil Ukraina. 

 

Akhirnya, sembari mengetik saya berpikir-pikir  ternyata orang segarang Putin tetap memiliki rasa kemanusiaan. Kemudian, sembari meneguk kopi, saya membayangkan bisa berbincang-bincang dengan Putin agar menghentikan peperangan...


                 Terima kasih 

untuk

Ibu Santi Mardikarno