Introduction

Tuesday, April 21, 2020

Ten Things to Do...



Pada saat saya memutuskan untuk berhenti bekerja (pensiun dini), banyak yang bertanya mengenai persiapan saya untuk menghadapi “masa-masa tidak sibuk” nanti…

Menurut saya, yang paling penting adalah persiapan mental dan kesadaran diri bahwa kita sudah tidak bekerja. Selebihnya, biarkan mengalir saja…

Tetapi, jika Anda bukan tipikal orang yang kuat berdiam diri untuk menikmati masa-masa indah tanpa target dan dikejar tenggat waktu, setidaknya ada sepuluh hal yang bisa dilakukan.

1.Pulang Kampung
Menurut saya pilihan pulang kampung cukup bijak, tentunya bagi yang punya kampung halaman dan tidak ada lagi yang harus “diurus” di kota tempat kita bermukim.

Untuk mengisi waktu luang di kampung halaman, Anda bisa melakukan bisnis kecil-kecilan “agrobisnis”, menanam tanaman untuk obat atau sayur atau beternak ayam.

2.Mengurus Cucu
Walapun cucu merupakan harapan yang ditunggu-tunggu dalam fase kehidupan manusia tetapi tidak semua orang tua bersedia menjadi “pengasuh” cucu.

Saya menggunakan kata “pengasuh” karena yang saya akan bicarakan adalah pilihan “pekerjaan mengurus” cucu setelah pensiun baik paruh waktu maupun purna waktu. Jika kita harus mengasuh cucu secara purna waktu, katakanlah delapan jam sehari, yang harus disiapkan bukan hanya tenaga ekstra tetapi “cadangan kesabaran”.

Jika Anda memang merasa bahagia dan anak Anda terbantu, tentu mengurus cucu juga dapat menjadi salah satu pilihan pekerjaan setelah pensiun  di Indonesia.

3.Menekuni hobi
Menekuni hobi yang pada masa sibuk sulit untuk dilakukan dapat menjadi pilihan untuk mengisi waktu Anda. Jika Anda cukup kreatif, bisa saja hobi ini menjadi lahan untuk menambah pundi-pundi. Selain hobi lama, bisa juga mempelajari hal-hal baru misalnya membuat barang dengan cara Do It Yourself (DIY).

4.Mulai berbisnis
Jika sebelum pensiun Anda sudah memiliki gagasan untuk berbisnis, ini saatnya memulai. Jangan tunda lagi karena waktu terus berjalan. Atau, Anda mulai dari hobi.  Hobi memasak, buat bisnis catering harian, makanan beku siap saji atau minuman kekinian.  Hobi menjahit, buatlah buah tangan mungil dari kain perca atau jika memang Anda yakin, bisa saja menerima jahitan pakaian.

5.Traveling
Ini saatnya berjalan-jalan tanpa harus menjawab email, menjawab  pertanyaan atasan atau memerintah serta mengawasi bawahan kita….Yang dibutuhkan untuk berjalan-jalan ini hanya badan sehat dan dana tersedia. Di luar itu, mudah diatur… Sebenarnya berjalan-jalan atau sebut saja traveling bisa dilakukan bersamaan dengan aktivitas lainnya. Saya akan membahas mengenai traveling secara terpisah.

6. Menjadi Pekerja Sukarela “volunteer”
Istilah “volunteer” dalam bahasa Indonesia dialihbahasakan menjadi  pekerja sukarela atau relawan. Makna yang terkandung dalam terminologi sukarela atau relawan adalah “rela”. Jadi jika dibuat definisi secara sederhana sukarela atau relawan adalah seseorang yang tanpa dibayar dengan sukarela menyediakan waktu dan kemampuannya untuk tujuan tertentu.

Menjadi relawan sebenarnya terbuka untuk siapa pun selama dia memiliki komitmen yang besar dan "rela berkorban". Namun kenyataannya, profesi mulia ini tidak bisa dilakoni semua orang.
Saran saya jika Anda berniat menjadi relawan pilihlah bidang atau isu yang Anda suka. Jangan hanya karena ikut-ikutan karena jika Anda tidak bekerja dengan sepenuh hati akan menjadi bosan.

7.Kursus
Ini saat yang tepat untuk mengikuti kursus yang “ringan-ringan” saja, yang tidak perlu tenaga ekstra, pikiran ekstra dan biaya ekstra. Tentu saja soal definisi ekstra bersifat relatif, tergantung dari banyak hal misalnya kesehatan, usia, kondisi keuangan, kemampuan.

Sekarang ini kursus tidak hanya diberikan dengan model tatap muka, tetapi banyak juga jasa kursus online. Jika Anda juga suka bergaul dan berteman, sebaiknya memang mengambil kursus yang tatap muka. Sambil menyelam minum air, dapat ilmu dapat teman.

8.Mencari “pekerjaan baru”
Bekerja kembali tentunya bisa menjadi pilihan jika Anda masih ingin berkarya secara formal atau masih banyak tanggung jawab finansial yang menjadi beban. Pekerjaan yang sedikit berbeda dari yang biasa Anda geluti bisa menjadi tantangan baru.  Atau, Anda bisa berangkat dari bidang yang dikuasai dan menggunakan jalur-jalur sudah terbangung selama ini. Kolega atau mitra kerja selama bertahun-tahun bisa dimanfaatkan.

9.Menulis
Menulis jangan diartikan sebagai model penulisan yang bersifat formal. Anda bisa menulis buku, blog atau bahkan membuat artikel untuk Koran. Saat ini kita tidak memerlukan media formal untuk menuangkan gagasan, fiksi (baca: khalayan) atau resensi buku/film dalam format baku, seperti buku karena media sosial berkembang pesat sehingga dengan mudah menuangkan gagasan kreatif kita. 

10.Menekuni Agama/ Ibadah
Jika pada masa sibuk kita merasa “mengabaikan” hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan, rasanya sudah waktunya memberikan waktu lebih banyak untuk urusan ini. Tentu saja kegiatan ibadah atau keagamaan dapat saja disandingkan aktivitas lain. Tetapi porsi untuk keagamaan menjadi lebih besar dibandingkan dengan hal lainnya.
Saya banyak menemukan kelompok senior belajar membaca Al quran, mempelajari bahasas Arab dan pada hari yang berbeda membahas kandungan Al quran.
Apapun pilihan aktivitas Anda, yang paling penting adalah bagaimana kita menjadi bahagia menjalani hari-hari selanjutnya.


Tak perlu bertanya kepada orang lain,
cukup tanyakan hati nurani.
Itulah pilihan yang tepat


4 comments:

  1. Tak perlu bertanya kepada orang lain,
    cukup tanyakan hati nurani.
    Itulah pilihan yang tepat

    Jadi...
    Pada dasarnya manusia berhadapan dengan dirinya sendiri ya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju ksrena nurani tidak pernah berbohong

      Delete
  2. Tak perlu bertanya pada orang lain...
    Yes! Finally, I made up my mind, Mam ��

    ReplyDelete