Pada saat saya memutuskan untuk
berhenti bekerja (pensiun dini), banyak yang bertanya mengenai persiapan saya
untuk menghadapi “masa-masa tidak sibuk” nanti…
Menurut saya, yang paling penting adalah persiapan mental dan kesadaran diri bahwa kita sudah tidak bekerja. Selebihnya, biarkan mengalir saja…
Tetapi, jika Anda bukan tipikal orang yang kuat berdiam diri untuk menikmati masa-masa indah tanpa target dan dikejar tenggat waktu, setidaknya ada sepuluh hal yang bisa dilakukan.
1.Pulang Kampung
Menurut saya pilihan pulang
kampung cukup bijak, tentunya bagi yang punya kampung halaman dan tidak ada
lagi yang harus “diurus” di kota tempat kita bermukim.
Untuk mengisi waktu luang di kampung halaman, Anda bisa melakukan bisnis kecil-kecilan “agrobisnis”, menanam tanaman untuk obat atau sayur atau beternak ayam.
2.Mengurus Cucu
Walapun cucu merupakan harapan
yang ditunggu-tunggu dalam fase kehidupan manusia tetapi tidak semua orang tua
bersedia menjadi “pengasuh” cucu.
Saya menggunakan kata “pengasuh” karena yang saya akan bicarakan adalah pilihan “pekerjaan mengurus” cucu setelah pensiun baik paruh waktu maupun purna waktu. Jika kita harus mengasuh cucu secara purna waktu, katakanlah delapan jam sehari, yang harus disiapkan bukan hanya tenaga ekstra tetapi “cadangan kesabaran”.
Jika Anda memang merasa bahagia dan anak Anda terbantu, tentu mengurus cucu juga dapat menjadi salah satu pilihan pekerjaan setelah pensiun di Indonesia.
3.Menekuni hobi
Menekuni hobi yang pada masa sibuk
sulit untuk dilakukan dapat menjadi pilihan untuk mengisi waktu Anda. Jika Anda
cukup kreatif, bisa saja hobi ini menjadi lahan untuk menambah pundi-pundi.
Selain hobi lama, bisa juga mempelajari hal-hal baru misalnya membuat barang
dengan cara Do It Yourself (DIY).
4.Mulai berbisnis
Jika sebelum pensiun Anda sudah
memiliki gagasan untuk berbisnis, ini saatnya memulai. Jangan tunda lagi karena
waktu terus berjalan. Atau, Anda mulai dari hobi. Hobi memasak, buat bisnis catering harian,
makanan beku siap saji atau minuman kekinian.
Hobi menjahit, buatlah buah tangan mungil dari kain perca atau jika
memang Anda yakin, bisa saja menerima jahitan pakaian.
5.Traveling
Ini saatnya berjalan-jalan tanpa
harus menjawab email, menjawab
pertanyaan atasan atau memerintah serta mengawasi bawahan kita….Yang
dibutuhkan untuk berjalan-jalan ini hanya badan sehat dan dana tersedia. Di
luar itu, mudah diatur… Sebenarnya berjalan-jalan atau sebut saja traveling
bisa dilakukan bersamaan dengan aktivitas lainnya. Saya akan membahas mengenai
traveling secara terpisah.
6. Menjadi Pekerja
Sukarela “volunteer”
Istilah “volunteer” dalam bahasa Indonesia
dialihbahasakan menjadi pekerja sukarela
atau relawan. Makna yang terkandung dalam terminologi sukarela atau relawan
adalah “rela”. Jadi jika dibuat definisi secara sederhana sukarela atau relawan
adalah seseorang yang tanpa dibayar dengan sukarela menyediakan waktu dan
kemampuannya untuk tujuan tertentu.
Menjadi relawan sebenarnya terbuka untuk siapa pun selama dia memiliki komitmen yang besar dan "rela berkorban". Namun kenyataannya, profesi mulia ini tidak bisa dilakoni semua orang.
Saran saya jika Anda
berniat menjadi relawan pilihlah bidang atau isu yang Anda suka. Jangan hanya
karena ikut-ikutan karena jika Anda tidak bekerja dengan sepenuh hati akan
menjadi bosan.
7.Kursus
Ini saat yang tepat untuk
mengikuti kursus yang “ringan-ringan” saja, yang tidak perlu tenaga ekstra,
pikiran ekstra dan biaya ekstra. Tentu saja soal definisi ekstra bersifat
relatif, tergantung dari banyak hal misalnya kesehatan, usia, kondisi keuangan,
kemampuan.
Sekarang ini kursus tidak hanya diberikan dengan model tatap muka, tetapi banyak juga jasa kursus online. Jika Anda juga suka bergaul dan berteman, sebaiknya memang mengambil kursus yang tatap muka. Sambil menyelam minum air, dapat ilmu dapat teman.
8.Mencari “pekerjaan baru”
Bekerja kembali tentunya bisa
menjadi pilihan jika Anda masih ingin berkarya secara formal atau masih banyak
tanggung jawab finansial yang menjadi beban. Pekerjaan yang sedikit berbeda
dari yang biasa Anda geluti bisa menjadi tantangan baru. Atau, Anda bisa berangkat dari bidang yang
dikuasai dan menggunakan jalur-jalur sudah terbangung selama ini. Kolega atau
mitra kerja selama bertahun-tahun bisa dimanfaatkan.
9.Menulis
Menulis jangan diartikan sebagai
model penulisan yang bersifat formal. Anda bisa menulis buku, blog atau bahkan
membuat artikel untuk Koran. Saat ini kita tidak memerlukan media formal untuk
menuangkan gagasan, fiksi (baca: khalayan) atau resensi buku/film dalam format
baku, seperti buku karena media sosial berkembang pesat sehingga dengan mudah
menuangkan gagasan kreatif kita.
10.Menekuni
Agama/ Ibadah
Jika pada masa sibuk
kita merasa “mengabaikan” hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan, rasanya
sudah waktunya memberikan waktu lebih banyak untuk urusan ini. Tentu saja
kegiatan ibadah atau keagamaan dapat saja disandingkan aktivitas lain. Tetapi
porsi untuk keagamaan menjadi lebih besar dibandingkan dengan hal lainnya.
Saya banyak menemukan
kelompok senior belajar membaca Al quran, mempelajari bahasas Arab dan pada
hari yang berbeda membahas kandungan Al quran.
Apapun pilihan
aktivitas Anda, yang paling penting adalah bagaimana kita menjadi bahagia
menjalani hari-hari selanjutnya.
Tak perlu bertanya kepada orang lain,
cukup tanyakan hati nurani.
Itulah
pilihan yang tepat
Tak perlu bertanya kepada orang lain,
ReplyDeletecukup tanyakan hati nurani.
Itulah pilihan yang tepat
Jadi...
Pada dasarnya manusia berhadapan dengan dirinya sendiri ya....
Setuju ksrena nurani tidak pernah berbohong
DeleteTak perlu bertanya pada orang lain...
ReplyDeleteYes! Finally, I made up my mind, Mam ��
Keep it up.....
Delete