Introduction

Sunday, May 17, 2020

Add a Twinkle in Your Wrinkle




Rasanya bahagia melihat binar di wajah para senior yang mulai menampakkan garis halus tanda usia… Sungguh, binar itu sangat indah membuat garis-garis di wajah menjadi tidak berarti apa-apa…

Usia bisa menunjukan pengalaman, kebijaksanaan, kearifan, kebahagian dan sederet nomina lain yang menggambarkan kebaikan. Tapi bisa juga menggambarkan hal-hal yang berkebalikan. Jika usia diumpamakan sebagai warna, Anda boleh saja memandang sebagai warna merah, kuning, hijau, pelangi atau hitam gelap dan kelam.

Menjadi tua adalah sebuah keniscayaan. Bagaimanapun canggihnya, atau apapun caranya, tidak ada yang dapat menghentikan fakta usia manusia bertambah. Ketetapan perihal usia ini hanya dua saja... “bertambah sama dengan semakin tua” atau “berhenti sama dengan meninggal dunia”. Apa boleh buat karena manusia tidak dalam posisi memilih, maka, menurut saya ikhlas dan mensyukurinya sambil menikmati perjalanan hidup adalah yang paling bijak… 

Kata ikhlas dan syukur memang terasa sederhana, tetapi kenyataannnya
tidak mudah menerapkan dalam kehidupan kita. Jika kehidupan Anda berjalan “lancar dan baik” dalam berbagai segi, dua kata indah tersebut menjadi tampak mudah saja. Jika Anda harus melewati bukit terjal, jurang menganga, badai ombak menghantam dalam kehidupan, maka ikhlas dan syukur menjadi kosakata yang jarang digunakan. Bahkan sudah tersimpan di dasar leksikon mental Anda.

Menurut banyak referensi, jalan kebahagiaan batiniah sangat diperlukan agar para senior bisa merasa tetap berarti dan akhirnya merasa bahagia. Tidak dapat dipungkiri, usia kerap kali membawa kita kehilangan energi, penyakit mulai berdatangan, dan banyak masalah eksternal lain. Untuk mencapai kebahagian batiniah Anda harus meyakini terlebih dahulu bahwa yang menjadi tua hanyalah fisik semata. Jiwa manusia tidak mengenal usia karena jiwa dan batin memiliki kemampuan di luar batas dimensi fisik dan waktu.

Nah… menurut saya, berlega hati menerima “suratan takdir” setelah upaya panjang Anda dan kemudian mensyukuri nikmat hidup yang sudah kita jalani, meskipun, misalnya tidak sesuai harapan di awal,tetap saja harus disyukuri. Cobalah berdamai pada hasil akhir…
Saya ingin memberi sedikit “tips” memupuk ikhlas dan mensyukuri dalam hidup agar selalu merasa berbahagia dan bersemangat.

1. Memikirkan hal baik.
Ternyata memikirkan dan mengingat hal-hal baik harus dilatih karena ia tidak muncul dengan serta merta di benak kita. Oleh karena itu perlu dibangun, dikonstruksi dan direkayasa agar sesuatu yang menyedihkan, menyebalkan dan teman-temannya itu pergi jauh… ganti dengan mengingat budi baik, kisah baik, kisah lucu teman Anda atau hal lain yang bisa membantu melupakan “kenangan buruk” itu. Jika ini dilatih maka otak akan terbiasa hanya berpikir yang baik.

2. Menggunakan Kata-kata Positif
Menggunakan kata-kata yang baik bukan hanya menyenangkan hati orang lain saja tapi juga memberikan energi positif bagi pengujarnya. Jangan Anda lupakan bahwa kata yang kita pilih bersifat sugestif “mengelabui” pikiran bawah sadar. Kata adalah doa.

3. Mengobrol dengan Teman
Tentu bolehlah sesekali Anda mengajak teman, sahabat atau teman masa kecil/muda sesama senior untuk minum kopi. Mengobrollah yang santai… tidak usah bicara yang “berat-berat”, kecuali memang Anda dan teman suka berbicara hal yang berat. Jika sulit untuk datang ke coffee shop, saat ini kita dimudahkan oleh teknologi… jadi tidak ada yang “susah”. Jalinlah hubungan dengan baik bukan hanya dengan sesama senior tapi juga dengan anak muda agar semangat membaranya terpecik ke Anda. Saya juga memiliki banyak sahabat muda klik ini.
Oh ya… Jika  sesekali Anda merasa perlu “curhat”… curhat saja tapi pilih secara selektif teman yang benar-benar amanah. Kadang kala itu bisa melegakan pikiran.

4. Membaca buku-buku spritual
Buku spiritual membantu kita lebih rileks memandang hidup. Untuk itu saya memaknai buku spritual dengan Al-qur'an, jika Anda Muslim. Jika tidak, silakan menyesuaikan dengan kepercayaan Anda. Membaca karya-karya spiritual (baca: Al-qur'an), bahkan, meskipun tidak  memahami artinya dapat memberi banyak ketenangan. Cobalah… Belum bisa…? belajar saja di kelompok para senior yang banyak ditemukan di banyak masjid. Saya pun belajar juga.... Selain Al-qur'an, Anda bisa menambah bacaan lain yang sifatnya memberi semangat dan membangun keyakinan bahwa menjadi tua itu tidak identik dengan ketidakberdayaan.


Menjadi tua itu kodrat…merasa tua itu pilihan

2 comments: