Introduction

Thursday, September 3, 2020

Jangan Menunggu. Jemputlah…

 

Menurut banyak sumber kata sabar didefinisikan sebagai kemampuan menahan keinginan atau emosi dalam situasi yang sulit. Jika seseorang mampu bertahan, tanpa mengeluh maka ia akan dipandang sebagai orang yang bernilai tinggi dan memiliki ketangguhan dalam menghadapi persoalan hidup.

Meskipun  kata sabar memiliki makna “kemampuan menahan”, itu tidak berarti bersinonim dengan diam tak bergerak, bergeming dan hanya menunggu datang sesuatu dari langit ke tujuh. Tampaknya itu agak tak mungkin, kecuali atas izin khusus dari Sang Pemilik semesta alam raya. Saya percaya yang dimaksud oleh Sang Khalik pun bukan berdiam diri tanpa usaha tetapi selalu berikhtiar atau berusaha.

Tidak ada, atau setidaknya jarang, kesempatan baik datang tiba-tiba menghampiri Anda karena kesempatan itu harus “dikondisikan” untuk menjadi ada. Jika ada seseorang menawari Anda, misalnya, pekerjaan menarik dan penuh tantangan, itu bukan datang kepada Anda melayang-layang dari angkasa. Tapi karena Anda memiliki rekam jejak yang baik di bidang terkait dan tercatat dalam portfolio Anda baik yang terekam secara “wujud” atau dalam “penyimpan awan”. Jika ternyata Anda tidak punya rekam jejak di bidang terkait, saya bisa pastikan bahwa Anda punya rekam jejak sebagai “orang baik budi”.

“Menunggu” datang keajaiban di masa-masa seperti ini sungguh perbuatan yang sangat tidak kreatif dan produktif bahkan boleh disebut tindakan yang “ajaib”. Jadi,jangan pernah menunggu kesempatan datang, jangan pernah menunggu kesempurnaan datang, jangan pernah menunggu kebaikan menghampiri, jangan pernah menunggu jodoh mengetuk pintu rumah Anda… Mulai saja sekarang juga… atau jemputlah segera. Jika tidak, maka hal yang Anda idam-idamkan bisa disambar orang lain.

Tidak  mau menunggu bukan berarti tidak sabar. Tetapi menjemput kebaikan jauh lebih baik dibandingkan diam menunggu karena menyegerakan hal baik jauh lebih bernilai dibandingkan menundanya. Bisa saja bukan cuma Anda yang mendapat keuntungan, tetapi orang lain di sekitar Anda turut terpecik harum keberhasilan tersebut.

Jika telah berikhtiar atau berupaya sekuat tenaga tetapi belum berhasil, maka bersabarlah dengan sabar… Sang Khalik tau benar kapan seharusnya itu menjadi bagian Anda… Wallahu a'lam bish-shawab

  

                                                        Tulisan diinspirasi dari status WA sahabat saya, Alia.

 

 

 

9 comments: