If you can keep your head when all about
you
Are losing theirs and blaming it on you,
If you can trust yourself when all men doubt
you,
But make allowance for their doubting
too;
If you can wait and not be tired by
waiting,
Or being lied about, don’t deal in lies,
Or being hated, don’t give way to
hating,
And yet don’t look too good, nor talk
too wise:
If you can dream—and not make dreams your
master;
If you can think—and not make thoughts
your aim;
If you can meet with Triumph and
Disaster
And treat those two impostors just the
same;
If you can bear to hear the truth you’ve
spoken
Twisted by knaves to make a trap for
fools,
Or watch the things you gave your lIfe
to, broken,
And stoop and build ’em up with worn-out
tools:
If you can make one heap of all your
winnings
And risk it on one turn of
pitch-and-toss,
And lose, and start again at your
beginnings
And never breathe a word about your
loss;
If you can force your heart and nerve and
sinew
To serve your turn long after they are
gone,
Except the Will which says to them:
‘Hold on!’
If you can talk with crowds and keep your
virtue,
Or walk with Kings—nor lose the common
touch,
If neither foes nor loving friends can
hurt you,
If all men count with you, but none too
much;
If you can fill the unforgiving minute
With sixty seconds’ worth of distance
run,
Yours is the Earth and everything that’s
in it,
And—which is more—you’ll be a Man, my
son!
(Oleh Rudyard
Kipling: 1910)
Membaca puisi indah
yang terdiri dari empat stanza buah karya Rudyard Kipling membuat saya kembali
“mengagumi” If.
If dalam puisi Kipling ini dipadankan menjadi
“jika” masuk kelompok konjungsi syarat
atau kondisional yaitu kata hubung yang menerangkan bahwa sebuah peristiwa
dapat terjadi apabila syarat-syaratnya terpenuhi.
If berasal dari kata
yang tidak dapat berdiri sendiri dan tampak tak bemakna tapi If mampu
memberi gambaran kondisi “masa depan” jika dilekatkan dengan penjelas
rujukannya. If atau “jika” mengandaikan “sesuatu akan…”. Oleh sebab itu If
menjadi begitu penting karena tidak ada seorangpun yang dapat membuat rencana
besar tanpa membuat pengandaian atau dalam bahasa yang lebih populer disebut
skenario. Jika saya melakukan ini maka hasilnya akan itu…, jika saya
melakukan itu maka hasilnya akan ini. If seakan-akan menjadi sebuah “ultimate
inspiration” yang akan membimbing manusia untuk membuat pilihan
dan keputusan pada berbagai situasi dalam kehidupan.
If juga menjadi judul
puisi Rudyard Kipling (1865-1936) yang sangat populer. Buah karya ini ditulis
dalam bahasa Inggris pada tahun 1985 dan diterbitkan tahun 1910. Puisi If terinspirasi
atas perjalanan hidup sahabatnya, Leander Starr Jameson, seorang politisi di
zaman kolonial di Afrika Selatan. Puisi yang dipersembahkan kepada anak
laki-laki Kipling ini memuat pesan moral dan nasihat serta seperangkat
tata cara menghadapi hidup agar bisa memahami dunia.
Puisi ini
menjadi unik karena menggunakan pengandaian If bukan hanya
sebagai judul puisi tetapi juga pengulangan sebanyak sebelas kali
di setiap awal baris. Pengulangan If dan diksi yang tepat mampu menjaga
optimisme dan nada positif pada puisinya sehingga menghasilkan puisi
yang memberi inspirasi kepada khalayak pada masa itu.
If menjadi puisi
yang terasa sangat “dekat” karena Kipling menggunakan pronomina
persona “you”, seakan-akan ia berbicara langsung kepada dirinya atau,
bahkan, orang dapat menafsirkan bahwa puisi itu ditujukan kepadanya, kepada
dunia seperti pada dua baris terakhir dalam puisi If “milikmu
adalah bumi dan segala yang ada di dalamnya” ”Yours is the Earth and everything
that’s in it…”
If...