Introduction

Friday, May 29, 2020

If...


If you can keep your head when all about you
Are losing theirs and blaming it on you,
If you can trust yourself when all men doubt you,
But make allowance for their doubting too;
If you can wait and not be tired by waiting,
Or being lied about, don’t deal in lies,
Or being hated, don’t give way to hating,
And yet don’t look too good, nor talk too wise:
If you can dream—and not make dreams your master;
If you can think—and not make thoughts your aim;
If you can meet with Triumph and Disaster
And treat those two impostors just the same;
If you can bear to hear the truth you’ve spoken
Twisted by knaves to make a trap for fools,
Or watch the things you gave your lIfe to, broken,
And stoop and build ’em up with worn-out tools:
If you can make one heap of all your winnings
And risk it on one turn of pitch-and-toss,
And lose, and start again at your beginnings
And never breathe a word about your loss;
If you can force your heart and nerve and sinew
To serve your turn long after they are gone,
Except the Will which says to them: ‘Hold on!’
If you can talk with crowds and keep your virtue,
Or walk with Kings—nor lose the common touch,
If neither foes nor loving friends can hurt you,
If all men count with you, but none too much;
If you can fill the unforgiving minute
With sixty seconds’ worth of distance run,
Yours is the Earth and everything that’s in it,
And—which is more—you’ll be a Man, my son!
(Oleh Rudyard Kipling: 1910)


Membaca puisi indah yang terdiri dari empat stanza buah karya Rudyard Kipling membuat saya kembali “mengagumi”  If.
If dalam puisi Kipling ini  dipadankan  menjadi “jika”  masuk kelompok konjungsi syarat atau kondisional yaitu kata hubung yang menerangkan bahwa sebuah peristiwa dapat terjadi apabila syarat-syaratnya terpenuhi.
If berasal dari kata yang tidak dapat berdiri sendiri dan tampak tak bemakna tapi If mampu memberi gambaran kondisi “masa depan” jika dilekatkan dengan penjelas rujukannya. If atau “jika” mengandaikan “sesuatu akan…”. Oleh sebab itu If menjadi begitu penting karena tidak ada seorangpun yang dapat membuat rencana besar tanpa membuat pengandaian atau dalam bahasa yang lebih populer disebut skenario. Jika saya melakukan ini maka hasilnya akan itu…,  jika saya melakukan itu maka hasilnya akan ini. If seakan-akan menjadi sebuah “ultimate inspiration” yang  akan membimbing manusia untuk membuat pilihan dan keputusan pada berbagai situasi dalam kehidupan.
If juga menjadi judul puisi Rudyard Kipling (1865-1936) yang sangat populer. Buah karya ini ditulis dalam bahasa Inggris pada tahun 1985 dan diterbitkan tahun 1910. Puisi If terinspirasi atas perjalanan hidup sahabatnya, Leander Starr Jameson, seorang politisi di zaman kolonial di Afrika Selatan. Puisi yang dipersembahkan kepada anak laki-laki Kipling ini memuat pesan  moral dan nasihat serta seperangkat tata cara menghadapi hidup agar bisa memahami dunia.
Puisi ini menjadi  unik karena menggunakan pengandaian If  bukan hanya sebagai judul puisi tetapi juga pengulangan  sebanyak sebelas kali di setiap awal baris. Pengulangan If dan diksi yang tepat mampu menjaga optimisme dan  nada positif pada puisinya sehingga menghasilkan puisi yang memberi inspirasi kepada khalayak pada masa itu. 
If menjadi puisi yang terasa sangat “dekat”  karena Kipling menggunakan  pronomina persona “you”, seakan-akan ia berbicara langsung kepada dirinya atau, bahkan, orang dapat menafsirkan bahwa puisi itu ditujukan kepadanya, kepada dunia seperti pada dua baris terakhir  dalam puisi If “milikmu adalah bumi dan segala yang ada di dalamnya” Yours is the Earth and everything that’s in it…”
If...

Saturday, May 23, 2020

Very Happy Eid Mubarak


Dear all seniors,

I might not be there with you today, but you are always there in my prayers. May Allah bring peace and happiness to you. From depth of my heart, with this special pray, that your Eid be filled with pleasures, smiles, colors, love, sympathies, good feelings, joys, and peace… May peace and blessings of Almighty Allah be with you and your family.

A very happy Eid Mubarak to you 
1 Syawal 1441 Hijriah
 

Illustrated by Water Planet
www.water-planet.co

Friday, May 22, 2020

Perempuan Perkasa


Seorang sahabat masa remaja saya yang tentu sekarang sudah senior memilih sebuah jalan panjang dan berliku untuk mencapai penggalan akhir dalam hidup ini.  Ia, sahabat saya, memang “bukan orang biasa”, maksud saya pikiran dan keputusan menjalani hidupnya memang tidak biasa… Sekolah, lulus, bekerja, menikah, beranak dan bercucu… bukan itu jalan yang ditempuh sahabat saya yang satu ini. Walaupun kami bersahabat berpuluh tahun lamanya, sejujurnya, saya tidak pernah memahami apa yang ada di benaknya... Tapi bukankah perbedaan cara memandang hidup tidak penting untuk menjalin persahabatan…? Wallahu a’lam.

Saya memang “pengagum” perempuan perkasa. Lagi-lagi saya tidak mampu memahami bagaimana para perempuan ini berani “menantang” pranata sosial yang secara umum memiliki stigma atau label bagaimana perempuan seharusnya berlaku. Tentu ini bukan soal sahabat saya saja, ini perihal semua perempuan senior yang sudah mengabdikan diri dalam kehidupan yang kadang tidak dipilihnya tetapi harus dijalani.

Para perempuan hebat selalu percaya dalam kehidupan yang sebenarnya tidak dipilih itu masih tetap ada pilihan yang mau tidak mau, suka atau tidak suka harus dipilih yaitu “membahagiakan diri” atau “meratapi diri”. Bagi saya memilih “membahagiakan diri” dalam situasi yang tidak terlalu menyenangkan merupakan kehebatan karena Anda pasti membutuhkan “seperangkat amunisi” untuk bisa berdiri tegak “menantang dunia”.

Perempuan tangguh ini bukan melulu perempuan “single” tetapi juga para perempuan berkeluarga yang berjuang untuk “menegakkan keluarganya”. Masing-masing dengan persoalannya tetapi tetap memiliki tingkat kesulitan yang sama.

Untuk sampai pada kata tangguh bukan berarti para perempuan tersebut selalu  melakukan semuanya sendiri... karena sejatinya perempuan tangguh adalah  perempuan yang memiliki ketekunan untuk membangun kekuatan  ketika ia merasa lemah dan mampu menemukan jawaban,solusi atau  keputusan.

Jika saya ingin membuat sebuah simpulan sederhana untuk perempuan tangguh yaitu perempuan yang siap dan tak gentar dengan segala ketidakpastian dalam kehidupannya. Maka jadilah mereka Perempuan Perkasa...sungguh luar biasa.

Tulisan ini diinspirasi oleh LS

Sunday, May 17, 2020

Add a Twinkle in Your Wrinkle




Rasanya bahagia melihat binar di wajah para senior yang mulai menampakkan garis halus tanda usia… Sungguh, binar itu sangat indah membuat garis-garis di wajah menjadi tidak berarti apa-apa…

Usia bisa menunjukan pengalaman, kebijaksanaan, kearifan, kebahagian dan sederet nomina lain yang menggambarkan kebaikan. Tapi bisa juga menggambarkan hal-hal yang berkebalikan. Jika usia diumpamakan sebagai warna, Anda boleh saja memandang sebagai warna merah, kuning, hijau, pelangi atau hitam gelap dan kelam.

Menjadi tua adalah sebuah keniscayaan. Bagaimanapun canggihnya, atau apapun caranya, tidak ada yang dapat menghentikan fakta usia manusia bertambah. Ketetapan perihal usia ini hanya dua saja... “bertambah sama dengan semakin tua” atau “berhenti sama dengan meninggal dunia”. Apa boleh buat karena manusia tidak dalam posisi memilih, maka, menurut saya ikhlas dan mensyukurinya sambil menikmati perjalanan hidup adalah yang paling bijak… 

Kata ikhlas dan syukur memang terasa sederhana, tetapi kenyataannnya
tidak mudah menerapkan dalam kehidupan kita. Jika kehidupan Anda berjalan “lancar dan baik” dalam berbagai segi, dua kata indah tersebut menjadi tampak mudah saja. Jika Anda harus melewati bukit terjal, jurang menganga, badai ombak menghantam dalam kehidupan, maka ikhlas dan syukur menjadi kosakata yang jarang digunakan. Bahkan sudah tersimpan di dasar leksikon mental Anda.

Menurut banyak referensi, jalan kebahagiaan batiniah sangat diperlukan agar para senior bisa merasa tetap berarti dan akhirnya merasa bahagia. Tidak dapat dipungkiri, usia kerap kali membawa kita kehilangan energi, penyakit mulai berdatangan, dan banyak masalah eksternal lain. Untuk mencapai kebahagian batiniah Anda harus meyakini terlebih dahulu bahwa yang menjadi tua hanyalah fisik semata. Jiwa manusia tidak mengenal usia karena jiwa dan batin memiliki kemampuan di luar batas dimensi fisik dan waktu.

Nah… menurut saya, berlega hati menerima “suratan takdir” setelah upaya panjang Anda dan kemudian mensyukuri nikmat hidup yang sudah kita jalani, meskipun, misalnya tidak sesuai harapan di awal,tetap saja harus disyukuri. Cobalah berdamai pada hasil akhir…
Saya ingin memberi sedikit “tips” memupuk ikhlas dan mensyukuri dalam hidup agar selalu merasa berbahagia dan bersemangat.

1. Memikirkan hal baik.
Ternyata memikirkan dan mengingat hal-hal baik harus dilatih karena ia tidak muncul dengan serta merta di benak kita. Oleh karena itu perlu dibangun, dikonstruksi dan direkayasa agar sesuatu yang menyedihkan, menyebalkan dan teman-temannya itu pergi jauh… ganti dengan mengingat budi baik, kisah baik, kisah lucu teman Anda atau hal lain yang bisa membantu melupakan “kenangan buruk” itu. Jika ini dilatih maka otak akan terbiasa hanya berpikir yang baik.

2. Menggunakan Kata-kata Positif
Menggunakan kata-kata yang baik bukan hanya menyenangkan hati orang lain saja tapi juga memberikan energi positif bagi pengujarnya. Jangan Anda lupakan bahwa kata yang kita pilih bersifat sugestif “mengelabui” pikiran bawah sadar. Kata adalah doa.

3. Mengobrol dengan Teman
Tentu bolehlah sesekali Anda mengajak teman, sahabat atau teman masa kecil/muda sesama senior untuk minum kopi. Mengobrollah yang santai… tidak usah bicara yang “berat-berat”, kecuali memang Anda dan teman suka berbicara hal yang berat. Jika sulit untuk datang ke coffee shop, saat ini kita dimudahkan oleh teknologi… jadi tidak ada yang “susah”. Jalinlah hubungan dengan baik bukan hanya dengan sesama senior tapi juga dengan anak muda agar semangat membaranya terpecik ke Anda. Saya juga memiliki banyak sahabat muda klik ini.
Oh ya… Jika  sesekali Anda merasa perlu “curhat”… curhat saja tapi pilih secara selektif teman yang benar-benar amanah. Kadang kala itu bisa melegakan pikiran.

4. Membaca buku-buku spritual
Buku spiritual membantu kita lebih rileks memandang hidup. Untuk itu saya memaknai buku spritual dengan Al-qur'an, jika Anda Muslim. Jika tidak, silakan menyesuaikan dengan kepercayaan Anda. Membaca karya-karya spiritual (baca: Al-qur'an), bahkan, meskipun tidak  memahami artinya dapat memberi banyak ketenangan. Cobalah… Belum bisa…? belajar saja di kelompok para senior yang banyak ditemukan di banyak masjid. Saya pun belajar juga.... Selain Al-qur'an, Anda bisa menambah bacaan lain yang sifatnya memberi semangat dan membangun keyakinan bahwa menjadi tua itu tidak identik dengan ketidakberdayaan.


Menjadi tua itu kodrat…merasa tua itu pilihan

Monday, May 11, 2020

Recipe for Successful Life





Halo para Senior…

Saya sebenarnya tidak bermaksud membuat resep masakan karena saya merasa kalah saing dengan Anda. Jadi kali ini saya ingin mencoba membuat “resep kesuksesan hidup” saja. Layaknya membuat makanan, keberhasilan dalam kehidupan memerlukan ingridients, ukuran dan bahan-bahan serta cara mengolah yang tepat. Berbeda dengan resep masakan yang jika Anda sudah mengikuti aturan dan bahan-bahan dengan tepat, maka hasilnya akan sama lezat, siapapun yang memasaknya. Sedangkan resep yang saya buat, betapa pun sudah Anda patuhi aturannya, kadang kala hasilnya tidak selalu sama persis dengan orang lain. Tetapi setidaknya tidak terlalu bias hasilnya… maklum saja karena tiap individu berbeda dan unik.

Nah… agar kita mendapatkan keberhasilan yang mendekati sama, harus ada semacam bumbu dasar yang jika dipenuhi maka resep ini berhasil. Saya juga ingin hasil akhir dari olahan ini bukan cuma persoalan “keberhasilan” tetapi harus ada tambahan khas yaitu “bahagia”.

Menurut saya resep hidup sukses dengan bonus bahagia harus ada tiga hal besar berikut:
250 gram kesabaran
100 gram kekuatan
1 liter keikhlasan

Selain ketiga bahan di atas Anda bisa menambahkan pelengkap lain seperti  gagasan, disiplin, berprasangka baik, kerjasama dan banyak lagi sesuai dengan target yang ingin dicapai.
Saya menganggap sabar itu merupakan bumbu utama dalam racikan masakan “kesukseksan hidup” karena tidak ada sesuatu yang hebat bisa dicapai dengan mudah. Jika mudah diraih… hampir pasti itu bukan sesuatu yang luar biasa.

Setelah itu campurlah dengan adonan kekuatan pikiran  dan kekuatan batin untuk mengatasi rintangan. Kekuatan  sebenarnya berasal dalam diri Anda sendiri yang tentu muncul karena ada motivasi untuk mengubah hidup.

Karena di awal saya sudah mengatakan bahwa hasil akhir dari resep ini adalah bahagia, maka keiklasan menjadi sangat penting agar kesuksesan memiliki cita rasa bahagia. Ikhlas mengantarkan manusia kepada kelegaan hati baik menang maupun kalah. Maka akan bahagialah Anda…

Pada saat menulis ini, saya teringat akan seorang sahabat muda yang menurut saya sukses mencapai sebagian cita-citanya (belum seluruhnya karena ia masih muda usia), dan tampaknya ia merasa berbahagia dengan pencapaiannya. Hubungan kami sudah terjalin indah lebih dari 15 tahun di dalam bingkai yang agak “ajaib”, misalnya usia saya terpaut hampir separuh usianya dan tingkat kekerapan bertemu yang terhitung jarang di paruh lima belas tahun tersebut.

Menurut saya, sahabat muda saya ini, tanpa sengaja, menggunakan ingridients yang tepat dalam resep meraih kesuksesan. Cita-citanya melanjutkan studi di luar negeri dengan beasiswa dicapainya tidak serta-merta karena ia pun pernah ditolak pada awalnya. Tetapi dengan penuh kesabaran ditelisiknya kegagalan itu dengan rinci, diperbaiki, ditingkatkan dengan sabar dan akhirnya berhasil.

Berkat kekuatan semangat lahir dan batin, ia bahkan sekarang sudah memiliki CELTA (Certificate in Teaching English to Speakers of Other Languages) yang didambakannya dan menjadi guru Bahasa Inggris di sebuah perguruan tinggi dunia di Melbourne.

Mengapa saya menyebut sahabat saya bahagia dengan sebagian pencapaiannya ini, karena saya juga mengetahui pencapaian yang diraihnya dengan penuh “tekanan dahsyat”, menurut istilah sahabat saya tersebut… Tapi ia terima dengan keiklasan hati dan dianggapnya sebagai bagian pengantar langkah menunju kekeberhasilan.

Oya… agar resep ini bisa kita nikmati bukan hanya secara batin tetapi juga secara lahiriah, maka saya teruskan resep Bakwan yang dibuat oleh sahabat saya itu… Resep ini sebenarnya dibuat atas permintaan para sejawatnya karena sudah merasakan kenikmatan Bakwan  yang menurutnya:  “Resep bakwan sy uda hits di sini”.

Selamat menikmati…




BAKWAN by Sahabat muda

Wednesday, May 6, 2020

Mengurus Cucu… hhhmmm…

Saya sesungguhnya tidak paham apakah mengurus cucu baik paruhwaktu maupun purnawaktu dapat dijadikan “profesi” bagi para senior… Dalam pandangan saya mengurus cucu atau anak kecil (balita) memerlukan tenaga ekstra dan “cadangan kesabaran”. Apalagi jika cucu tercinta sedang “aktif-aktifnya…”. Anda harus ikut menjaga secara fisik, kadang menggendong, mengejar, membungkukan badan… dan saya tidak terbayang bagaimana “osteoatritis” para senior…

Tentu saja setiap orang punya pandangan yang berbeda terhadap masalah ini. Sebenarnya di Indonesia hal tersebut sangat lumrah, anak kita menitipkan anak-anaknya kepada orang tua karena pasangan suami istri yang “notabene” anak dan menantu kita tersebut harus bekerja. Walhasil, setidaknya Anda harus “mengasuh” kurang lebih selama 10 jam dengan perkiraan bekerja 8 jam ditambah perjalanan dari rumah ke kantor dan sebaliknya 2 jam.

Walapun cucu merupakan harapan yang ditunggu-tunggu dalam fase kehidupan manusia tetapi perkara mengurus cucu bukanlah selalu hal yang “membahagiakan” dan tanpa hambatan karena sejatinya cara pandang Anda, kita, bisa sangat berbeda dengan orang tua muda usia,terutama dalam memandang dan menetapkan konsep hidup. Perbedaan ini yang bisa mengakibatkan konflik antara orang tua dan anak.
Banyak penelitian yang menyatakan bahwa pengasuhan anak oleh nenek atau kakek kerap menimbulkan gangguan psikologis. Misalnya anak menjadi bingung karena penetapan “reward & punishment”, tata nilai, model pola asuh yang berbeda.

Sebagai jalan tengah jika Anda memang merasa suka, senang dan bahagia mengasuh cucu secara “purnawaktu” atau tidak punya pilihan lagi, menurut saya, setidaknya  ada tiga kiat penting yang bisa membantu Anda agar menjadi “pengasuh yang sukses”

1.Terbuka
Keterbukaan menjadi salah satu kunci keberhasilan ”tugas” Anda. Bicarakan secara rinci dengan anak-anak Anda terkait “tugas” tersebut. Bisa saja anak Anda merasa enggan untuk meminta kita melakukan “ini dan itu” karena sadar bahwa orang tua seharusnya memiliki lebih banyak pengalaman dalam mengasuh anak, maka ada baiknya Anda mendahului. Menanyakan hal yang boleh dilakukan dan tidak dalam versi anak Anda, menurut saya, merupakan hal yang bijak karena nantinya Anda tidak akan meninggalkan jejak konflik nilai pada perkembangan cucu Anda.
Jika Anda orang yang cukup terbuka dalam menerima pendapat, minta anak Anda menuliskan “Do’s and Don’ts” dan Anda juga menyampaikan hal-hal yang dipandang baik untuk semua.

2.Memperbarui informasi
Yang saya maksud dengan memperbarui informasi adalah memutakhirkan pengetahuan seputar model atau konsep pola asuh  yang dianut oleh orang tua muda. Orang tua masa kini bukan “penganut pola asuh helikopter”. Mereka cenderung memberi kebebasan memilih dan membuka peluang kepada anak-anaknya untuk berargumentasi. Oleh karena itu, para senior harus siap jika cucu tercinta mendebat perintah atau menolak melakukan sesuatu dengan beragam argumentasi. Selain itu, orang tua masa kini juga rajin berselancar mencari jawaban untuk mendapatkan informasi atas persoalan yang dihadapi. Mereka tidak selalu mengikuti kebiasaan orang tuanya (baca: kita)dalam mengasuh anak-anak. Jadi, pengalaman panjang Anda dalam membesarkan dan mendidik anak, bisa saja tidak diikuti. Maka berbesar hatilah…

3.Jangan terlalu memanjakan
Tentu bahagia melihat anak-anak kita sudah memiliki anak. Tanpa disadari kita menjadi orang yang seakan-akan paling menyayangi cucu kita. Banyak cerita mengenai nenek atau kakek lebih menyayangi cucunya dibandingkan anaknya. Memang kebahagian  melihat cucu-cucu yang lucu dan menggemaskan membuat kita jadi sangat permisif dan cenderung “bertoleransi tanpa batas”. Anda harus mampu bersikap bijak untuk menolak, menerima atau mengizinkannya melakukan/ meminta sesuatu. Yang paling baik Anda berpegang teguh saja pada aturan “Do’s and Don’ts” dengan gaya dan cara Anda tentunya. Jika Anda relatif konsisten, secara perlahan anak akan menyimpan “pesan nilai” ini pada benaknya. Sekali lagi cadangan kesabaran harus cukup…

Bagaimanapun, pada akhirnya bergantung pada kesiapan Anda dan orang tua yang menitipkan anaknya untuk saling memahami karena sesungguhnya bantuan Anda merupakan hal yang tak ternilai dan tidak semua orang mau melakukannya, bahkan saya pun tak akan menyanggupinya...Enjoy…