Introduction

Friday, June 12, 2020

Aku dan Pikiran


Pada saat Anda berpikir,apakah Anda juga berpikir tentang apa sesungguhnya pikiran itu... dimana pikiran itu berada... atau makhluk apakah pikiran itu... sampai-sampai Anda harus meluangkan banyak waktu untuknya. Apakah benar "Aku Berpikir Maka Aku Ada” “Cogito Ergo Sum” (Descartes)

Hubungan “Aku” dan “Pikiran” yang terjalin indah berabad lamanya itu tampak tak berpangkal dan tak berujung. Sampai pada suatu masa di suatu tempat yang tak jelas keberadaannya terjadi percakapan panjang antara “Aku” dan ”Pikiran.”

Untuk memudahkan maka saya saripatikan perbincangan antara “Aku” si maha merasa memiliki dan “Pikiran” si maha merasa penting.

“Dialog antara Aku dan Pikiran di Suatu Masa”
(hari-tanggal-bulan-tahun)

Aku      :Siapa kamu...?
Pikiran  :Aku adalah inti hidup
Aku      :Mengapa kamu berada di situ padahal aku tidak  mengenalmu
Pikiraan :Kamu sangat dekat denganku
Aku      :Bagaimana mungkin kamu bisa dekat denganku
Pikiran  :Kamu selalu membutuhkan aku. Tiada hari tanpa aku
Aku      :Jelaskan kepadaku siapa sesungguhnya kamu...
Pikiran  :Akulah yang selalu ingin kamu kuasai... padahal aku bukan  kamu... Aku adalah Aku, “entitas mandiri”
Aku      :Aku tidak paham maksudmu
Pikiran  :Tentu saja tidak,   karena kamu tidak akan mampu melakukan apapun tanpa aku. Jika  kamu lupa, kuperkenalkan kembali bahwa aku adalah “Pikiran”
Aku     :Ahaaa... Wahai “Pikiran” diamlah di tempatmu karena kamu bukan apa-apa jika tanpa aku. Akulah pemilikmu...
Pikiran  : Jika aku meninggalkan kamu maka kamu bukan “kamu” lagi dan tidak dapat disebut manusia
Aku      :....???
Pikiran  :....???

Perbicangan terhenti... baik “Aku” maupun “Pikiran” terhenyak... Dua “makhluk ajaib” yang sesungguhnya berbeda tetapi tanpa disadari saling membutuhkan dan kerap kali harus berjalan seiring... meskipun bukan menjadi keterwakilan atas masing-masing entitas.

“Pikiran” adalah  sebuah timbunan pengalaman fisik dan mental yang muncul akibat proses luar sadar dalam otak manusia. Kadang kala ia bersikap liar karena menemukan pengalaman batiniah lain yang mewarnai hidup tapi sesungguhnya tak dikendaki oleh “Aku”. Oleh karena itu “Aku” kadang tak mampu menguasai dan mengatur “Pikiran” sesuai kehendaknya. “Pikiran” akan berubah menjadi baik jika menerima masukan baik, tetapi jika masukan itu buruk maka buruklah ia…

Sedangkan “Aku” sesungguhnya baik hati dan budiman karena ia milik Ilahi. “Aku” adalah perwujudan unsur-unsur materi yang ditentukan oleh ruang dan waktu serta melekat pada pada tubuh manusia "man the unknown" yang tak pernah selesai diperdebatkan oleh para pakar. “Aku” sebenarnya selalu berusaha menguasai “Pikiran” walaupun “Aku” tidak sama dengan “Pikiran” tapi “Aku” adalah tuan dari “Pikiranku” karena ia melekat pada tubuhku

Oleh karena itu tak perlu berpayah-payah memaksa agar “Aku” selalu sama dengan “Pikiran” atau “Pikiran” selalu sama dengan “Aku” karena tidak akan berhasil... kecuali Anda meminta bantuan kepada hati nurani “Qalbu”, akalmu dan tubuhmu sebagai pemilik kesemuanya itu.

Sejatinya yang dibutuhkan hanya kesadaran yang "benar-benar sadar" bahwa “Pikiran” itu bukan “Aku....”. Pahami saja diri Anda maka pikiran akan mengikuti… dan hidup akan menjadi lebih indah...

Aku Bersyukur karena Nuraniku Menuntun Pikiranku


Untuk jiwaku yang tak pernah padam. If...

 

6 comments: