Introduction

Tuesday, April 28, 2020

Message for Friends


Halo para senior…

Kali ini saya tidak ingin membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan para Senior. Tapi saya ingin meneruskan pesan yang sebenarnya saya tujukan kepada grup pertemanan saya yang tentunya terdiri dari para senior.
Awal cerita, jujur saja, saya merasa tidak nyaman membaca berita-berita mengenai Covid–19 yang kebenarannya sungguh tidak bisa dipertanggunjawabkan. Yang paling menjadi masalah adalah kebiasaan sebagian orang meneruskan berita, pesan atau “meme” tanpa mengetahui kebenarannya.
Jadi, mari kita menjadi orang yang bijak dalam menyampaikan atau meneruskan pesan…  Stay home, stay safe, save lives 🌹🌹🌹

Sahabat-sahabat yang saya pastikan baik hati dan budiman,
Bukan kebiasaan saya berkirim berita melalui WAG, tapi dalam keadaan duka cita yang mendalam atas cobaan yang kita hadapi di jagat raya ini, “kejadian luar biasa Covid-19”, saya menjadi tergugah untuk bicara hal kecil.
Keterkejutan kita menghadapi berita ini memang tidak dapat dipungkiri, berita yang sama hilir mudik di berbagai WAG, mulai dari yang dapat dipertanggungjawabkan, memasukan opini dan persepsi yang bisa jadi benar dan bisa juga tidak benar… 
Sungguh sangat tidak mengherankan dalam suasana seperti ini akan ada “free rider” yang berniat mengacaukan atau “cari makan”. Semakin diviralkan semakin penuh pundi-pundi. Jika berita itu benar (baca bukan hoax), relevan dan membantu, menurut saya pribadi, maka tentu saja mereka berhak mendapat imbalan.
Terlepas dari berita yang hilir mudik dari satu WAG ke WAG lainnya, saya pikir sudah saatnya kita tidak terus menerus mengumandangkan “kengerian”, ‘kehororan” yang belum tentu kebenarannya dan kadang membuat irasional (misalnya panic buying, pro-con lockdown). Jika berita tersebut dapat dipastikan menambah pengetahuan dan kesadaran tentu saja boleh diteruskan.
Saya sadar dengan teknologi digital memudahkan dan mempercepat kita mengakses berita secepat kedipan mata. Tapi jelas ia juga bagaikan dua mata pisau “two sides of coin”.
Sekadar informasi, (mungkin sudah banyak yang tahu juga), banyak kabar yang tampaknya benar masuk ke dalam list berita hoax yang dirilis oleh Kominfo tertanggal 16 Maret 2020 pk 08.00 WIB jumlah total 232 berita (Isu Hoaks: Corona Virus)
Sekarang bagaimana caranya kita mengetahui kabar terkini mengenai Covid-19? Ikuti saja tautan resmi yang juga sudah disampaikan oleh beberapa  teman di WAG ini.
Bagaimana pun ada adab menyebarkan berita, jika kita tidak tahu kebenarannya jangan sampaikan, jika kita tahu benar tapi tidak ada kemaslahatannya jangan sampaikan.
Menurut saya, saat ini yang paling baik adalah menebarkan semangat, ikuti anjuran untuk tetap tinggal di rumah dan selebihnya, jaga kesehatan, jaga kebersihan, jaga hati, jaga pikiran serta berdoa agar musibah ini cepat berlalu. Bismillahi tawakkaltu ‘alallah la hawla wala quwwata illa billah.
Sekali lagi ini pendapat pribadi saya, abaikan saja jika tidak berkenan,… selamat WFH… syukuri, jalani, nikmati...🙏



Monday, April 27, 2020

Enjoy Freedom




Hari pertama sampai dengan minggu pertama memasuki masa pensiun, aktivitas saya masih mengikuti alur jam kerja yang sudah saya lalui beberapa dekade...Biasanya menit demi menit bahkan detik demi detik harus saya perhitungkan agar target tercapai. Menurut saya, biarkan saja... karena pada akhirnya kita akan sampai juga kepada kenyataan bahwa “kitalah  yang mengatur waktu”.

Setelah  Anda bekerja keras sepanjang hidup Anda,dan sebelum beranjak kepada aktivitas berikut yang mungkin sudah direncanakan jauh sebelum pensiun,nikmati dulu kebebasan ini dengan melakukan banyak hal atau sesedikit mungkin sesuai keinginan Anda. Inilah waktu yang tepat untuk menikmati apapun yang kita inginkan.
Sambil menikmati kebebasan ini ada beberapa hal yang saya anggap tetap penting kita lakukan dengan santai:

1.  Menata Arsip Pribadi
Mungkin Anda sudah lebih dari 30 tahun bekerja, bahkan bisa saja lebih dari itu. Artinya sudah banyak arsip pribadi yang menyangkut pekerjaan, misalnya Sertifikat Pencapaian Kinerja, Surat Keputusan, yang Anda harus bawa dari kantor ke rumah. Apalagi jika biasanya Anda punya staf atau sekretaris yang menata dan mengelola arsip Anda. Sekarang saatnya Anda harus menata sendiri sesuai selera, dan yang dipandang mudah menemukannya kembali. Menurut saya, arsip pribadi ini penting disimpan baik-baik apalagi jika Anda masih berencana akan bekerja kembali atau mengurus “ini-itu”. Tatalah dengan tenang dan bahagia sambil membayangkan saat-saat Anda mampu mencapainya... Time goes by...

2.  Mengurus Administrasi Pribadi
Setelah bertahun-tahun hal-hal yang sifatnya “semi pribadi” seperti asuransi kesehatan, jaminan hari tua (jika ada) atau bahkan alamat surat meyurat kartu kredit diatur oleh kantor, maka dengan berakhirnya masa tugas Anda, mau tidak mau harus dialihkan. Pengalihan alamat dan lain – lain ini cukup memakan waktu karena sebagian besar berurusan dengan birokrasi yang jenjangnya cukup panjang. Belum lagi jika ada surat-surat atau persyaratan yang tidak lengkap. Oleh karena itu carilah informasi baik dari teman maupun orang yang memiliki kewenangan atau bisa juga kunjungi situs terkait. Saya selalu memilihi memeriksa situs web dahulu sebelum saya datangi agar tidak harus “bolak-balik” untuk sesuatu yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Bahkan, ini memungkinkan kita tidak perlu mendatanginya… cukup “clik..click”, maka beres urusan… Tetapi mohon diingat juga tidak semua kantor/lembaga terkait memiliki situs web yang mumpuni. Jadi kita harus tetap datang untuk memfinalkannya…
Beberapa teman saya lebih memilih datang ke kantor yang dituju untuk menanyakan langsung kepada petugas. Alasan teman saya sederhana saja, lebih jelas dan sambil berjalan-jalan…

3.  Buat Rencana yang Lebih Rinci bersama Teman Lama
Jika ingin mendapat manfaat lebih dari sekadar bersenang-senang dan bernostalgia dengan teman lama, jalinan silaturahim ini dapat digunakan untuk menggali aktivitas yang bermanfaat bagi kita sendiri dan orang banyak. Misalnya membuat kelompok kajian keagamaan, membuat gerakan sosial mengajak orang berprilaku sehat, membuat “charity”. Atau mengajak membangun bisnis yang tidak terlalu membebani pikiran, tenaga serta keuangan Anda. Apapun pilihan Anda, yang harus diingat bahwa tujuan aktivitas ini adalah agar Anda merasa bahagia mengisi waktu luang yang relatif lebih banyak.

4.  Mempelajari Hal Baru
Jangan pernah berhenti belajar meskipun Anda sudah berada di masa pensiun. Ada banyak hal baru atau sesuatu yang sebenarnya tertunda bisa Anda pelajari saat ini.


Realize that retirement
is
only the beginning of another lifestyle

Wednesday, April 22, 2020

Preparation for Retirement




Sebelum Anda benar-benar memutuskan untuk pensiun atau berhenti bekerja, ada beberapa hal yang menurut saya perlu dipersiapkan. Terutama yang menyangkut persoalan finansial. Jika awalnya Anda perempuan pekerja yang bukan tujuan utamanya mencari uang atau sebut saja bukan menjadi pencari nafkah keluarga, tetapi bekerja lebih kepada persoalan aktualisasi diri, maka persiapan menuju pensiun tidak terlalu banyak karena ada orang yang akan menanggung hidup Anda sehari-hari, misalnya suami, dana pensiun suami atau anak.

Menurut saya semua orang yang akan pensiun atau berhenti bekerja baik sebagai pencari nafkah atau tidak, pasti akan membutuhkan jaminan kesehatan. Apalagi usia bertambah, ada saja yang menjadi keluhan. Oleh karena itu sebelum terlanjur berhenti bekerja, pastikan Anda sudah punya jaminan kesehatan. Tapi Anda tidak perlu khawatir karena saat ini  pemerintah juga sudah mewajibkan semua instansi pemerintah dan swasta yang memperkerjakan lebih dari sepuluh orang untuk mengikutsertakan karyawannya dalam jaminan kesehatan. Jadi menurut saya, semua pekerja tidak ada yang tidak memiliki jaminan kesehatan.

Jika Anda memiliki keuangan yang lebih mumpuni, boleh juga Anda ikut asuransi kesehatan yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan. Untuk itu Anda bisa berdiskusi dengan pihak  yang paham dalam menentukan pilihan asuransi dan jenis manfaatnya serta manfaat tambahannya (rider). Menurut saya, tidak ada ruginya kita ikut asuransi apalagi jika asuransi tersebut memungkinkan untuk dicairkan dan diberikan kepada orang yang dijadikan pemegang warisan dan bisa dimanfaatkan oleh pemegang warisan yang telah terdaftar.
Selain asuransi kesehatan, Anda juga harus sudah punya rencana mengelola keuangan Anda. Jika waktu pensiun Anda masih sepuluh tahun lagi, paksakan diri untuk menabung untuk dana pensiun atau investasikan pendapatan Anda dengan cara mendepositokannya atau cara lain.

Tetapi jika sudah tidak ada waktu lagi, maka mengelola uang atau dana pensiun menjadi andalan. Mulailah berhemat dengan mencoret anggaran yang tidak terlalu signifikan, misalnya membeli pakaian, makan di luar rumah,atau menurunkan biaya berlangganan internet. Jika dana pensiun belum mencukupi kebutuhan Anda dan Anda pun tidak punya modal yang besar untuk berinvestasi yang bisa dilakukan adalah membuka bisnis kecil-kecilan agar Anda tetap bisa menikmati hidup.Coba Anda lihat tulisan saya sebelumnya Ten Things to Do...Mungkin bisa mmenjadi inspirasi…

Syukuri saja yang Anda miliki
dan..
Hidup akan menjadi lebih indah

Tuesday, April 21, 2020

Ten Things to Do...



Pada saat saya memutuskan untuk berhenti bekerja (pensiun dini), banyak yang bertanya mengenai persiapan saya untuk menghadapi “masa-masa tidak sibuk” nanti…

Menurut saya, yang paling penting adalah persiapan mental dan kesadaran diri bahwa kita sudah tidak bekerja. Selebihnya, biarkan mengalir saja…

Tetapi, jika Anda bukan tipikal orang yang kuat berdiam diri untuk menikmati masa-masa indah tanpa target dan dikejar tenggat waktu, setidaknya ada sepuluh hal yang bisa dilakukan.

1.Pulang Kampung
Menurut saya pilihan pulang kampung cukup bijak, tentunya bagi yang punya kampung halaman dan tidak ada lagi yang harus “diurus” di kota tempat kita bermukim.

Untuk mengisi waktu luang di kampung halaman, Anda bisa melakukan bisnis kecil-kecilan “agrobisnis”, menanam tanaman untuk obat atau sayur atau beternak ayam.

2.Mengurus Cucu
Walapun cucu merupakan harapan yang ditunggu-tunggu dalam fase kehidupan manusia tetapi tidak semua orang tua bersedia menjadi “pengasuh” cucu.

Saya menggunakan kata “pengasuh” karena yang saya akan bicarakan adalah pilihan “pekerjaan mengurus” cucu setelah pensiun baik paruh waktu maupun purna waktu. Jika kita harus mengasuh cucu secara purna waktu, katakanlah delapan jam sehari, yang harus disiapkan bukan hanya tenaga ekstra tetapi “cadangan kesabaran”.

Jika Anda memang merasa bahagia dan anak Anda terbantu, tentu mengurus cucu juga dapat menjadi salah satu pilihan pekerjaan setelah pensiun  di Indonesia.

3.Menekuni hobi
Menekuni hobi yang pada masa sibuk sulit untuk dilakukan dapat menjadi pilihan untuk mengisi waktu Anda. Jika Anda cukup kreatif, bisa saja hobi ini menjadi lahan untuk menambah pundi-pundi. Selain hobi lama, bisa juga mempelajari hal-hal baru misalnya membuat barang dengan cara Do It Yourself (DIY).

4.Mulai berbisnis
Jika sebelum pensiun Anda sudah memiliki gagasan untuk berbisnis, ini saatnya memulai. Jangan tunda lagi karena waktu terus berjalan. Atau, Anda mulai dari hobi.  Hobi memasak, buat bisnis catering harian, makanan beku siap saji atau minuman kekinian.  Hobi menjahit, buatlah buah tangan mungil dari kain perca atau jika memang Anda yakin, bisa saja menerima jahitan pakaian.

5.Traveling
Ini saatnya berjalan-jalan tanpa harus menjawab email, menjawab  pertanyaan atasan atau memerintah serta mengawasi bawahan kita….Yang dibutuhkan untuk berjalan-jalan ini hanya badan sehat dan dana tersedia. Di luar itu, mudah diatur… Sebenarnya berjalan-jalan atau sebut saja traveling bisa dilakukan bersamaan dengan aktivitas lainnya. Saya akan membahas mengenai traveling secara terpisah.

6. Menjadi Pekerja Sukarela “volunteer”
Istilah “volunteer” dalam bahasa Indonesia dialihbahasakan menjadi  pekerja sukarela atau relawan. Makna yang terkandung dalam terminologi sukarela atau relawan adalah “rela”. Jadi jika dibuat definisi secara sederhana sukarela atau relawan adalah seseorang yang tanpa dibayar dengan sukarela menyediakan waktu dan kemampuannya untuk tujuan tertentu.

Menjadi relawan sebenarnya terbuka untuk siapa pun selama dia memiliki komitmen yang besar dan "rela berkorban". Namun kenyataannya, profesi mulia ini tidak bisa dilakoni semua orang.
Saran saya jika Anda berniat menjadi relawan pilihlah bidang atau isu yang Anda suka. Jangan hanya karena ikut-ikutan karena jika Anda tidak bekerja dengan sepenuh hati akan menjadi bosan.

7.Kursus
Ini saat yang tepat untuk mengikuti kursus yang “ringan-ringan” saja, yang tidak perlu tenaga ekstra, pikiran ekstra dan biaya ekstra. Tentu saja soal definisi ekstra bersifat relatif, tergantung dari banyak hal misalnya kesehatan, usia, kondisi keuangan, kemampuan.

Sekarang ini kursus tidak hanya diberikan dengan model tatap muka, tetapi banyak juga jasa kursus online. Jika Anda juga suka bergaul dan berteman, sebaiknya memang mengambil kursus yang tatap muka. Sambil menyelam minum air, dapat ilmu dapat teman.

8.Mencari “pekerjaan baru”
Bekerja kembali tentunya bisa menjadi pilihan jika Anda masih ingin berkarya secara formal atau masih banyak tanggung jawab finansial yang menjadi beban. Pekerjaan yang sedikit berbeda dari yang biasa Anda geluti bisa menjadi tantangan baru.  Atau, Anda bisa berangkat dari bidang yang dikuasai dan menggunakan jalur-jalur sudah terbangung selama ini. Kolega atau mitra kerja selama bertahun-tahun bisa dimanfaatkan.

9.Menulis
Menulis jangan diartikan sebagai model penulisan yang bersifat formal. Anda bisa menulis buku, blog atau bahkan membuat artikel untuk Koran. Saat ini kita tidak memerlukan media formal untuk menuangkan gagasan, fiksi (baca: khalayan) atau resensi buku/film dalam format baku, seperti buku karena media sosial berkembang pesat sehingga dengan mudah menuangkan gagasan kreatif kita. 

10.Menekuni Agama/ Ibadah
Jika pada masa sibuk kita merasa “mengabaikan” hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan, rasanya sudah waktunya memberikan waktu lebih banyak untuk urusan ini. Tentu saja kegiatan ibadah atau keagamaan dapat saja disandingkan aktivitas lain. Tetapi porsi untuk keagamaan menjadi lebih besar dibandingkan dengan hal lainnya.
Saya banyak menemukan kelompok senior belajar membaca Al quran, mempelajari bahasas Arab dan pada hari yang berbeda membahas kandungan Al quran.
Apapun pilihan aktivitas Anda, yang paling penting adalah bagaimana kita menjadi bahagia menjalani hari-hari selanjutnya.


Tak perlu bertanya kepada orang lain,
cukup tanyakan hati nurani.
Itulah pilihan yang tepat


Monday, April 20, 2020

Pensiun… tidak… pensiun… tidak…. pensiun…




Bagi para pekerja perempuan, setidaknya berdasarkan pendapat teman-teman saya, masa pensiun merupakan waktu yang ditunggu-tunggu…. Alasannya tentu banyak, mulai dari memiliki waktu untuk diri sendiri, bebas melakukan apa saja yang kita inginkan, tidak dikejar target bahkan ada pula yang beralasan ingin mengurus cucu…
Tentu situasinya menjadi berbeda jika kita harus memutuskan untuk pensiun sebelum waktunya (pensiun dini). Ada banyak pertimbangan tentunya untuk sampai pada keputusan mengajukan pensiun dini, dari kesehatan sampai pada persoalan kejenuhan.

Bukan hal yang mudah bagi saya untuk mengajukan pensiun di kala masa kerja saya tersisa hanya lima tahun lagi. Maju mundur dalam benak saya sebelum sampai pada akhirnya keputusan itu bulat dan tidak dapat ditawar lagi. Karena saya sudah bekerja lebih dari tiga puluh tahun di institusi tersebut, tentu saja banyak kenangan indah, pengalaman dan bahkan kadang hal yang tidak menyenangkan. Untuk yang terakhir saya sebutkan, sudah saya kubur dalam-dalam karena saya bukan orang yang gemar menyimpan hal-hal semacam itu.

Menurut saya, jika Anda berniat untuk mengundurkan diri, jangan pernah terlalu banyak bertanya kepada teman atau kolega di kantor. Apalagi, jika Anda sudah lama bekerja dan banyak teman serta "super gaul" di kantor tersebut karena akan banyak pendapat. Jawaban mereka biasanya membuat kita menjadi lebih gundah gulana...Ikuti saja nurani Anda. Setidaknya, itu yang saya lakukan

Percayai yang Anda yakini, jangan melangkah mundur
dan
yakin ada Allah SWT selalu membimbing

Saturday, April 18, 2020

Introduction

Hiii...
Setidaknya ada tiga hal yang menjadi alasan saya membuat blog ini. Pertama, memenuhi “passion” saya yang terbiasa menuangkan gagasan dalam bentuk tulis karena tuntutan profesi yang saya geluti lebih dari tiga puluh tahun. Kedua, mengisi waktu yang “lebih banyak tersisa” dibandingkan dengan masa saya bekerja. Ketiga, rasanya belum banyak blog di Indonesia yang dibuat oleh “masyarakat senior”  istilah yang saya gunakan untuk mengganti “manusia lanjut usia”.    

Jika kita berselancar, yang ditemukan bahasan tentang masyarakat senior dari sudut pandang kaum muda, yang sesungguhnya bisa jadi tidak tepat atau bahkan salah.


Blog ini merupakan catatan pribadi saya mengenai banyak hal yang saya pikir dapat menjadi renungan, pelajaran, ajang berbagi atau hanya sekadar bacaan di waktu luang.




Jakarta, 30 Maret 2020

Hi!

Hello! Welcome to my blog! ;-)