Halo para
perempuan...
Rasanya
saya bahagia setiap kali bisa menyapa Anda semua… Sapaan kali ini saya tujukan
bukan hanya untuk para perempuan senior
saja tetapi untuk semua perempuan yang pandai bersyukur dan bahagia karena terlahir
sebagai perempuan.
Saya sengaja membuat tajuk tulisan ini “Perempuan Merdeka”
karena menurut pengamatan kasar saya (bukan hasil riset), masih banyak
perempuan terperangkap dengan “keperempuanannya”. Misalnya, “memaksa” berkulit
putih, berwajah tirus dan harus ramping, atau beralis bagaikan semut beriring… maka dikejarlah
tampilan “cantik” versi tersebut.
Tentu saja, saya tidak ingin mengatakan
bahwa berpenampilan cantik atau berupaya tampil cantik itu salah. Tetapi saya
lebih berbahagia untuk mengatakan cintailah wajah Anda, tubuh Anda apa adanya
karena itu pemberian Ilahi yang membawamu ke berbagai tempat yang Anda inginkan,
mengantarkan Anda pada pencapaian saat ini, dan semua hal yang mungkin tak
pernah Anda syukuri sebelumnya.
Menjadi perempuan dengan jiwa yang merdeka seharusnya
melekat pada setiap perempuan. Masalahnya, sebagian
perempuan, dan saya yakin itu bukan Anda, masih gemar melemahkan dirinya
sendiri dengan hanya berbicara masalah tubuh. Padahal apa salahnya tubuh ini?
Menurut saya, kecantikan perempuan tidak pada
tubuh atau wajah… Ia bersifat harmoni dan menjadi satu kesatuan yang utuh, gabungan antara hati, pikiran dan
menjaga kehormatan diri. Maka dengan demikian orang akan dapat menilik
kecantikan Anda.
Perempuan harus mampu melepaskan diri dari segala batas-batas
yang melemahkan akal pikiran dan stigma atau label yang melekat padanya, kecuali tentu saja hal-hal yang kodrati. Ia
harus memiliki kebebasan dalam memilih dan menentukan jalannya serta mampu pula mengenali dirinya sendiri, potensinya, keinginannya dan untuk
selanjutnya dapat memanfaatkan semua itu demi kemaslahatan.
Perempuan tidak perlu berupaya menyamakan diri dengan
laki-laki karena itu upaya yang sia-sia. Bangun saja relasi setara antara
perempuan dan laki-laki karena pada hakikatnya perbedaan itu untuk saling
melengkapi. Tak perlu dipaksakan… Biarkan berbeda, biarkan tak sama, berjalan
saja di jalan kita dan bertindaklah dengan kebijaksanaan bukan dengan emosi dan
kebodohan.
Maka jadilah Anda Perempuan Merdeka...
Tak
hanya R. A. Kartini.
Menurutku semua perempuan yang menghargai dirinya,
menghargai, dan menginginkan kemajuan sesamanya, Harum namanya.
(KH.
Ahmad Mustofa Bisri)
Untuk perempuan yang bersyukur terlahir sebagai perempuan
Saya,...
ReplyDeleteWanita merdeka,...
Merdeka atas diri sendiri...
Merdeka atas karunia ilahi...
Merdeka atas perbedaan yg hakiki...
Saya,...
ReplyDeleteWanita merdeka..
Merdeka atas diri sendiri
Merdeka krn karunia Ilahi
Merdeka krn perbedaan yg hakiki
Luar biasa semangat perempuan merdeka...
DeleteSaya nggak tau saya perempuan merdeka atau bukan. Yang saya tau, saya bahagia melakukan yang saat ini saya jalani, Bu. Saya sudah memilih jalan saya :)
ReplyDelete#kangennongki2
Great...miss you....
DeleteIhiyyyy, saya merdeka, terlalu merdeka kayaknya yah? Hahaha.
ReplyDeleteHahaha...🥰
Deletemamskiiii bagaimana dengan emnasipasi
ReplyDeleteemansipasi
Deletekelibetkan nulisnya hahhah
Menurut saya kembali saja kepada fitrah perempuan. Secara sederhana emansipasi dimaknai dengan “kesetaraan”. Setara tak berarti sama persis. Begitukah…?. Terima kasih
Delete